MEMBANGUN KARAKTER GURU MADRASAH SESUAI AL QUR’AN DAN SUNAH
Guru madrasah merupakan pekerjaan mulia. Ia
sebagai sosok yang dapat menjadi suri tauladan bagi peserta didiknya. Karena
itulah diperlukan karakter seorang guru yang baik sesuai tuntunan Al qur’an dan
sunnah. Guru madrasah yang seperti inilah dapat mengajarkan ilmu dan amalnya
secara totalitas sehingga pembelajaran semakin optimal.
Karakter guru madrasah yang sesuai Al Qur’an dan
Sunnah diantaranya : mengikhlaskan ilmu yang diajarkannya, kejujuran, kesesuain
kata dan perbuatan, adil 7 egaliter, sopan santun, ketawadhuan, keberanian,
penuh canda, sabar dna menahan amarah, menghindari ucapan kotor dan keji serta
meminta bantuan orang lain.
Dari karakter guru madrasah yang sudah terbentuk
sesuai Al Qur’an dan Sunnah ini diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam
membentuk karakter anak didik yang lebih baik dimasa datang. Sehingga mereka
tidak kehilangan figur yang dapat ditiru dan diteladani dalam bersikap, amal dan
perbuatan di kehidupan mereka.
Kata kunci : karakter, guru madrasah, Al Qur’an,
Sunnah
A.
PENDAHULUAN
Tidak ada pekerjaan yang lebih mulia
dari pada pekerjaan sebagai guru atau pengajar. Pekerjaan guru mengajarkan ilmu
yang bermanfaat bagi anak didiknya di madrasah , tentunya diperlukan keikhlasan.
Jika guru madrasah mengikhlaskan amalnya karena Allah swt, maka akan memberikan
manfaat kepada anak didiknya serta dengan amalnya itu mengajarkan kebaikan
kepada mereka.
Tugas guru madrasah tidak terbatas
pada penyampaian materi kepada anak didik. Akan tetapi, guru haruslah memiliki
tugas yang sulit dan berat, namun sekaligus mudah bagi mereka yang dimudahkan
oleh Allah swt. Dalam melaksankan tugasnya ini seorang guru madrasah dituntut
memiliki karakter yang baik sehingga dapat menjadi tauladan bagi anak didiknya.
Diantara karakter yang harus dimiliki oleh seorang guru haruslah mengacu pada
Al Qur’an dan Sunnah, diantaranya sabar, amanah, ikhlas, dan penuh perhatian
kepada orang-orang yang didiknya. Dari karakter guru inilah diharapkan mampu
mempengaruhi perkembangan jiwa dan perilaku peserta didik menjadi lebih baik di
masa yang akan datang.
B.
KARAKTER GURU MADRASAH SESUAI AL QURAN DAN SUNAH
Figur seorang guru madrasah sangat
menentukan terhadap pembentukan jiwa peserta didik. Sudah barang tentu
diperlukan karakter guru yang memberikan keteladan bagi anak didik, sehingga
nantinya mereka dapat mencontoh dan meniru karakter guru yang baik. Adapun
karakter guru yang baik seuai Al Qur’an dan sunnah diantaranya sebagai berikut :
1.
Mengikhlaskan Ilmu kepada Allah
Seorang guru madrasah diharapkan
memiliki karakter mengikhlaskan ilmu dan amal yang dilakukan hanya kepada Allah.
Jika ilmu yang diajarkan tidak ikhlas sehingga yang memiliki dan yang
mengajarkannya tidak bisa mengambil manfaat apa-apa. Hal ini karena pelakunya
tidak mengikhlaskan ilmu dan amalnya dan tidak menjadikannya di jalan Allah.
Tujuan mereka semestinya memberikan manfaat bagi saudara sesama muslimnya
dengan ilmu, pengetahuan dan amalnya. Namun tujuan itu dapat menjadi tergeser
untuk mendapatkan kedudukan, pangkat dan sejenisnya. Memang benar bahwa
terkadang mereka bisa mengambil manfaat dengan ilmu pengetahuannya di dunia
berupa pujian sanjungan dan sejenisnya. Namun semua itu akhirnya akan hilang.
Menurut hadits diriwayatkan Abu
Hurairah r.a, Nabi s.a.w. bersabda :
‘Seorang laki-laki yang mempelajari suatu ilmu dan
membaca Al Qur’an dibawa dan ditampakkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Dan ia
mengenalnya. Kemudian ia ditanya, ‘ Apa yang telah kamu perbuat sehingga
mendapatkan nikmat-nikmat itu?’ Ia menjawab, “Aku telah mempelajari suatu ilmu
dan mengajarkannya. Dan aku telah membaca Al Qur’an demi kamu.” Kata Allah, “
kamu bohong. Kamu mempelajari ilmu supaya kamu dipanggil alim. Dan kamu membaca
Al Qur’an supaya disebut qari”. Sungguh telah dikatakan , “Kemudian
diperintahkan kepadanya lalu di seret dengan muka di tanah, hingga kemudian
dilemparkan ke neraka”.
Oleh karena itu sudah sepatutnya
para guru madrasah menanamkan karakter mengikhlaskan ilmu dan amal kepada Allah,
serta mencari pahala dan balasan dari Allah ke dalam jiwa anak-anak didik
mereka. Kemudian jika mendapatkan pujian dan sanjungan dari orang-orang, maka
itu adalah anugerah dan nikmat dari Allah yang patut disyukuri.
2.
Kejujuran
Sesungguhnya jujur bagi seorang guru adalah mahkota
yang , menghiasi kepalanya. Jika ia kehilangan sifat jujur, maka ia kehilangan
kepercayaan manusia terhadap ilmu dan pengetahuan yang disampaikannya kepada
mereka. Jika mereka mengetahui kebohongan gurunya dalam beberapa hal, maka akan
berimbas langsung kepadanya dan menyebabkan jatuhnya di depan murid-muridnya.
Allah sangat memuji orang-orang
mukmin yang jujur seperti dalam firman-Nya, “ Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang sabar.” (At
Taubah : 119). Seorang guru madrasah yang jujur akan membawa kebaikan dan
mengantarkannya masuk ke dalam surga, seperti sabda Rasulullah, “ Sesungguhnya
jujur membawa kepada kebaikan. Dan kebaikan akan membawa ke surge. Ada orang
yang jujur dan selalu bersikap jujur, hingga ditulis di sisi Allah sebagai orang
yang selalu jujur. Dusta membawa kepada perbuatan keji. Dan perbuatan keji
membawa ke neraka. Ada orang yang berkata dusta dan senantiasa bersikap dusta
sehingga di catat di sisi Allah sebagai pendusta”.
Kejujuran seorang guru madrasah
membuat peserta didik percaya kepadanya dan kepada apa yang ia ucapkan. Hal itu
juga menyebabkannya dihormati di kalangan para guru dan mengangkat harga dirinya
dalam pekerjaannya itu. Kejujuran seorang guru madrasah tampak dalam pelaksanaan
tugas yang diembannya, diantaranya adalah mentransformasi pengetahuan secara
utuh dilengkapi fakta dan bukti kepada generasi yang akan datang. Apabila
seorang guru tidak bersikap jujur, maka ia akan mentransformasikan ilmu secara
tidak lengkap dan sepotong, fakta dan bukti yang diungkap berbeda dengan
deskripsi yang seharusnya.
3.
Kesesuaian Perkataan dan Perbuatan.
Seorang guru madrasah adalah orang pertama yang harus
melaksanakan apa yang akan diperintahkan kepada anak didik. Hal tersebut
disebabkan ia adalah sosok panutan yang akan diikuti. Para murid akan meniru
perilaku karakter darinya. Ini sesuai firman Allah s.w.t, “ Hai orang-orang
yang beriman, mengapa kalian mengatakan apa yang tidak kalian perbuat? Amat
besar kebencian disisi Allah bahwa kalian mengatakan apa-apa yang tiada kalian
kerjakan”.
Tidak ada manfaat apapun yang dapat
diambil dari seorang guru yang ucapannya berlawanan dengan perbuatannya.
Ketidakkonsistenan sikap guru seperti itu, jika dilihat oleh murid hanya akan
menimbulkan kebingungan besar baginya. Manakah yang benar perkataan ataukah
perbuatannya dimana saling bertentangan, serta makah yang harus diikuti.
4.
Adil dan Egaliter.
Allah swt berfirman, “Sesungguhnya
Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum
kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia
memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. Ayat ini
menyuruh kita agar berbuat adil kepada diri sendiri dan hamba-hambanya. Termasuk
seorang guru madrasah diharapkan mampu berbuat adil terhadap murid-muridnya.
Guru akan menghadapi kondisi yang beragam berkenaan murid-muridnya, baik itu
berupa pembagian tugas dan kewajiban. Guru mampu memberikan nilai yang adil,
tidak mengistimewakan sebagian peserta didiknya baik karena kedekatan, lebih
mengenal, maupun karena sebab lainnya. Karakter seperti ini seperti ini
dikatagorikan dzalim yang tidak di ridhai oleh Allah swt.
Karakter tidak adil dari seorang
guru madrasah, seperti membeda-bedakan murid akan berakibat timbulnya
perpecahan, ketidakharmonisan, permusuhan, dan kebencian di antara murid-murid
yang ada. Selain itu, juga akan mengakibatkan terciptanya jurang pemisah yang
sangat dalam antar seorang guru dan murid yang diperlakukan berbeda dengan
murid lainnya. Seorang guru harus bersikap adil terhadap murid-muridnya agar
timbul rasa persaudaraan dan kecintaan di antara mereka.
5.
Sopan Santun.
Ucapan yang baik dan tindakan
terpuji yang dilakukan oleh seorang guru akan membekas pada jiwa setiap orang.
Hal ini juga dapat menghilangkan kebencian dan kedengkian dari hati seseorang.
Ucapan yang tercermin pada wajah seseorang guru akan berdampak positif ataupun
negatif pada diri seorang murid. Hal ini disebabkan karena keceriaan dan
keramahan raut muka melembutkan jiwa dan menyenangkan siapapun yang
memandangnya.
Seperti Rasulullah merupakan
gambaran manusia yang memiliki sopan santun yang sangat luhur, yang sesuai
dengan firman Allah swt, “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti
luhur.” Ini menggambarkan kita mencontoh perilaku beliau sebagai sosok manusia
yang sopan, mudah memaafkan, penuh toleransi, lembut dan penyayang kepada
umatnya.
Kesopansantunan seorang guru
madrasah merupakan sarana untuk mengajar dan mendidik anak. Karena seorang murid
biasanya akan bersikap seperti sikap gurunya. Ia akan lebih meniru sikap seorang
guru daripada sikap orang lain. Jika seorang guru madrasah memiliki sikap yang
terpuji, maka sikapnya itu akan berdampak positif bagi muridnya. Dalam jiwanya
akan terpatri hal-hal yang tidak akan dapat dilakukan mesti dengan
berpuluh-puluh nasihat dan pelajaran.
6.
Ketawadhuan.
Tawadhu merupakan karakter harus
merendahkan hati, utamanya di sisi Allah sebgai wujud penghambaan ,
ketidaksempurnaan diri, dan lemah dihadapan-Nya. Adapun sikap rendah hati (lemah
lembut) dihadapan sesama makhluk hanya boleh ditunjukkan dihadapan orang-orang
mukmin, Allah swt, berfirman , “ Yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orag
mukmin, yang bersikap keras (tegas) terhadap orang-orang kafir”. (Al Maai’dah :
54).
Seorang guru madrasah dibutuhkan
memiliki karakter tawadhu ini agar sukses berhubungan dengan Allah dan
masyarakatnya. Guru dituntut dalam menyampaikan ilmu, mengajar dan menasehati,
berinteraksi langsung pada muridnya dan kedekatannya dengan mereka. Jika seorang
guru memiliki karakter tawadhu ini, akan memudahkan murid untuk bertanya,
berdiskusi. Dengan karakter tawadhu ini membuat sang guru terhindar dari jiwa
yang sombong, pemaksa dan sewenang-wenang berbuat. Ini sesuai sabda Rasulullah ,
“ Sesungguhnya Allah mewahyukan agar kalian bersikap tawadhu hingga salah
seorang (dari kalian) tidak berbangga diri dihadapan lainnya, dan agar salah
seorang dari kalian tidak bertindak sewenang-wenang terhadap yang lain.”
Karakter tawadhu berlawanan dengan
karakter takabur. Seorang guru madrasah yang sombong tidak akan mampu mencapai
tujuan pendidikan. Dengan ketakaburannya ia juga tidak akan dapat mengetahui
sejauh mana hasil yang telah dicapainya. Hal ini disebabkan dirinya jauh dari
para muridnya. Ia tidak dekat dengan mereka. Padahal dengan kedekatan tersebut,
ia dapat mengetahui problem dan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi
mereka dan hal-hal apa saja yang menghambat tercapainya tujuan pendidikan
sebagaimana yang telah digariskannya.
7.
Keberanian
Keberanian yang dimaksud di sini adalah keberanian
dalam berkata-kata, keberanian untuk mengakui kesalahan dan kelemahan diri. Ini
bertentangan dengan karakter seperti penipu, pengecut dan menghindar dari
kesalahan, dan sebaiknya guru menghindari karakter tersebut. Sebagamana
dicontohkan rasulullah sebagai berikut :
Rafi’ bin Khudaij berkata, “Rasulullah datang ke kota
madinah sedang mereka (penduduk madinah) sedang mengawinkan tanaman kurma. Ada
yang menyebut sedang melakukan penyerbukan pohon kurma. Beliau kemudian
bertanya. ‘Apa yang sedang kalian lakukan?’ Mereka menjawab, ‘Kami sedang
melakukan hal ini’. Beliau kembali berkata, ‘ Sepertinya jika kalian tidak
melakukan hal itu akan lebih baik bagi kalian’. Mereka kemudian meninggalkan
pekerjaan tersebut. Hingga akhirnya hasil kurma berkurang.’ Lalu Abu Rafi’
berkata, “mereka kemudian mengadukan hal tersebut kepada rasulullah. Maka
rasulullah bersabda,’ Sesungguhnya akan adalah manusia biasa. Jika aku
memerintahkan kepada kalian sesutau yang berkeanan dengan agama kalian, maka
ikutilah perintah itu. Akan tetapi jika aku memerintahkan kalian atas dasar
pendapatku sendiri, maka sesungguhnya aku adalah manusia biasa.’ Pada sebagian
riwayat lain disebutkan, ‘Kalian lebih mengetahui persoalan dunia kalian’.
Hadits ini menggambarkan Rasulullah
sebagai manusia biasa, beliau mengakui kelemahan yang adab pada dirinya seorang
manusia berupa kealpaan, kesalahan dan lainnya. Adapun menyangkut persoalan
syariat, tidak diperkenankan adanya kesalahan pada diri beliau. Sikap ini
menambah kemulian dan harkat beliau dan tidak mengurangi kedudukan beliau.
Seorang guru madrasah dengan tugas
dan sifat kemanusiannya mungkin saja akan berada diposisi seperti di atas. Jika
apa yang dikatakan oleh seorang guru keliru dalam suatu hal, kemudian ada salah
seorang muridnya akan menegur kesalahannya. Dan guru tersebut ternyata memang
telah keliru. Guru tersebut akan segera berterima kasih kepada muridnya dan
mengakui salahannya, tanpa harus berkelit dan memutarbalikkan fakta sampai
murid-muridnya itu menyakini kebenaran apa yang dikatakannya.
8.
Canda Guru kepada Murid
Abu Hurairah r.a berkata, “Orang-orang berkata “ Wahai
Rasulullah, engkau mencandai kami?’. Beliau menjawab, ‘Ya akan tetapi aku tidak
mengatakan sesuatu kecuali yang benar”. Ini menggambarkan Rasulullah melakukan
senda gurau dengan muridnya. Senda gurau yang benar tentunya dilakukan sesekali
saja, yaitu untuk menghibur dan menarik perhatian pendengar. Namun senda gurau
tersebut tidak berlebihan dan terus menerus yang menimbulkan canda tawa yang
dapat memalingkan hati dari Allah swt. Ini menghindari agar senda gurau berubah
menjadi suatu yang menyakiti orang lain, menimbulkan sifat dengki, dan
menjatuhkan wibawa serta kehormatan orang lain.
Dalam diri seorang guru madrasah
diharapkan memiliki sifat humoris, sehingga ia sekali memasukkan anekdot dalam
menyampaikan pelajarannya. Hal ini dimaksudkan agar dapat menghindari rasa
bosan dan jenuh yang sering kali muncul dalam suasana kelas disebabkan karena
pelajaran yang selalu bersifat monoton. Selain itu ankedot juga dapat
menyegarkan akal dari rasa lelah dalam menyerap penjelasan sang guru. Anekdot
dapat memberi ruang bagi guru untuk sedikit beristirahat. Ia juga dapat
menyegarkan otak dan memberikan semangat baru untuk dapat melanjutkan proses
penyerapan ilmu yang disampaikan dan mengubah suasana kelas yang sering kali
dihinggapi suasana hampa. Namun diharapkan dalam senda gurau mengucapkan ucapan
kecuali kebenaran, tidak menyakiti hati dan tidak berlebih-lebihan.
9.
Sabar dan Menahan Amarah
Karakter sabar merupakan pengendalian/mencegah dan
menahan diri sebagai cermin kepribadian yang sangat mulia dan jiwa dan bersih.
Ketahanan mengendalikan amarah adalah sebuah tanda kekuatan seorang guru.
Kesabaran bukanlah tanda kelemahan seseorang. Terlebih lagi jika guru tersebut
mampu menuntaskan apa yang ia ingin dicapai. Rasulullah pernah bersabda, “
kekuatan itu bukanlah dengan kekerasan. Akan tetapi, kekutan itu adalah otang
yang dapat menguasai dirinya ketika diliputi amanah”.
Kaitannya dengan proses pendidikan,
kita ketahui bahwa seorang guru madrasah pasti akan berinteraksi dengan
individu-individu yang memiliki karakter beragam. Mereka juga memiliki pola
pikir yang berbeda-beda. Diantara mereka ada yang baik dan ada pula yang lemah.
Ditambah lagi dengan tugas sebagai seorang guru yang harus melakukan aktifitas
pembaruan, perbaikan dan pengajaran yang terus menerus setiap harinya.
Aktifitas tersebut harus diikuti dengan problamatika para murid yang terjadi
secara terus-menerus dan tugas-tugas seorang guru lainnya. Semua hal tersebut
mengharuskan adanya kesabaran seorang guru dalam menghadapinya. Kesabaran
bukanlah barang yang mudah didapat. Akan tetapi, ia membutuhkan latihan yang
sangat panjang dari seorang guru agar ia terbiasa, hingga sifat itu benar-benar
terpatri pada dirinya.
10.
Menghindari Ucapan Kotor dan Keji.
Seorang guru merupakan sosok teladan
yang diikuti jejak dan langkahnya. Dimana seorang guru diharapkan menghindari
ucapan keji, umpatan, dan menghina orang lain termasuk anak didiknya. Jika
karakter jelek ini ada dalam seorang guru merupakan bencana besar. Karena
bagaimanapun seorang murid akan mencontohkan gurunya. Baik hal yang bersifat
positif maupun negatif. Karakter yang harus dihindari sebagai berikut :
a.
Hinaan
Nabi saw pernah bersabda, “Seseorang itu akan dihisab
dari perbuatan buruknya, yaitu orang yang menghina saudara muslimnya”. Orang
yang menghina merasa dirinya lebih baik. Padahal bisa jadi orang yang dihina
lebih baik dan lebih mulia dari orang yang dihina
b.
Kutukan dan Umpatan
Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, bahwa Rasulullah pernah
bersabda, “Umpatan kepada seorang muslim adalah perbuatan fasik, sedangkan
membunuhnya dianggap kufur.” Hadits ini menggambarkan bahaw betapa agungnya hak
seorang muslim. Orang yang yang mengumpatnya tanpa didasari dengan kebenaran
dianggap sebagai perbuatan fasik.
c.
Ucapan Keji dan Kotor
Dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa Nabi saw bersabda,
“Tidaklah dianggap sebagai seorang mukmin bagi orang yang suka memfitnah,
mengutuk, serta berkata keji dan kotor.” Ucapan yang keji timbul akibat
kedengkian dan niat hati yang buruk. Seyogyanyalah seorang guru menghindari
mengucapkan kata keji dan kotor apalagi terhadap anak didiknya, yang kemungkinan
besar akan ditiru oleh anak didiknya.
11.
Meminta Bantuan Orang Lain
Allah swt berfirman, “ Dan bermusyawarahlah dengan
mereka dalam urusan itu”. (Ali Imran : 159). Ayat ini menjelaskan bahwa
memusyawarahkan suatu persoalan yang memang membutuhkan musyawarah, pandangan
dan pemikiran. Karena biar bagaimana pun dalam bermusyawarah terdapat banyak
manfaat, baik dalam hal agama maupun duniawi. Musyawarah dapat menjernihkan
pikiran dan akal dipergunakan sebagaimana mestinya, sehingga bermusyawarah dapat
menyebabkan akal seseorang menjadi terasah. Meminta pendapat memberikan manfaat
dan mengantarkan orang tersebut mendapatkan pendapat yang benar. Ketika seorang
guru madrasah menghadapi masalah yang pelik dan rumit terhadap seorang maupun
sebagian muridnya. Hal ini membutuhkan kecerdasan dalam mencari akar masalah dan
mencari solusinya. Sang guru hendaknya tidak malu bertanya kepada yang lain
mengetahui sesuatu yang sulit dipahami atau sulit didapatkan solusinya.
Bermusyawarah sedikitpun tidak akan merendahkan derajat seseorang atau
mengurangi kehormatannya. Bahkan tindakan tersebut akan menunjukkan betapa akal
dan kecerdasan seseorang dapat dikatakan sempurna.
C.
PENUTUP
Figur seorang guru madrasah
merupakan tokoh sentral dalam dunia pendidikan. Ia merupakan panutan dan suri
tauladan bagi anak didiknya. Apapun yang dilakukan oleh seorang guru akan
diikuti dan ditiru oleh mereka. Karena itulah diperlukan seorang guru madrasah
yang memiliki karakter baik amal dan tingkah laku yang baik berdasarkan Al
Qur’an dan Sunnah. Karakter guru madrasah yang baik itulah diharapkan mendukung
proses pembelajaran dan membantu membentuk generasi mendatang yang karakternya
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
-------------, 2010
Asy Syaaami Ahmad Shaleh, 2005. Berakhlak dan beradab
Mulia, Gema Insani, jakarta
Syalhub Asy Fuad, 2006. Guruku Muhammaf SAW, Gema
insane , Jakarta
Thalib, M. 1996, 50 Pedoman mendidik Anak Mejadi Shaleh.
Irsyad Baitus salam . bandung
Info Meja 'Pintar' Tingkatkan Kemampuan Matematika Anak
Meja belajar dengan teknologi yang memungkinkan proses interaktif
bisa membantu kemampuan matematika murid sekolah dasar. Hal itu
diungkapkan oleh para peneliti di Universitas Durham, Inggris,
berdasarkan proyek selama tiga tahun yang melibatkan 400 siswa berusia
delapan hingga 10 tahun.
Dilengkapi dengan layar sentuh yang memungkinkan interaksi antar beberapa pengguna, meja 'pintar' itu dirancang, diproduksi, dan diuji oleh Universitas Durham. Dengan meja tersebut maka para murid bisa bekerja sama tanpa ada individu yang mendominasi.
Salah seorang peneliti, Dr Emma Mercier, mengatakan meja pintar itu membantu para siswa untuk menemukan beragam jawaban atas pertanyaan aritmetika.
Guru sedikit berinteraksi
Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal pendidikan Learning and Instruction memperlihatkan meja pintar memungkinkan para murid berkolaborasi untuk menemukan jalan keluar. Ditambahkan bahwa siswa lebih terdorong untuk menggunakan ketrampilan matematika dalam memecahkan persoalan jika menggunakan meja pintar dibanding dengan menggunakan kertas.
"Kita bisa mencapai kepiawaian matematika melalui latihan, namun mendorong kemampuan siswa untuk menemukan berbagai jawaban atas persoalan matematika lebih sulit untuk diajarkan," tutur Dr Mercier.
Dengan menggunakan meja pintar yang dikembangkan Universitas Durham ini maka guru juga bisa mendapat masukan secara langsung dan memberikan bantuan setiap saat jika diperlukan.
"Belajar bersama berjalan dengan baik di kelas karena para siswa berinteraksi dan belajar dengan berbagai cara. Siswa menikmati pengerjaan matematika dengan cara ini dan selalu kecewa ketika mejanya dimatikan," tambag Dr Mercier.
Namun karena harga meja mahal maka masih diperlukan waktu yang panjang sebelum meja tersebut menjadi peralatan yang umum di sekolah-sekolah. Bagaimanapun, tim peneliti sudah berhasil menemukan beberapa cara untuk mengurangi biaya pembuatan meja pintar.
Dilengkapi dengan layar sentuh yang memungkinkan interaksi antar beberapa pengguna, meja 'pintar' itu dirancang, diproduksi, dan diuji oleh Universitas Durham. Dengan meja tersebut maka para murid bisa bekerja sama tanpa ada individu yang mendominasi.
Salah seorang peneliti, Dr Emma Mercier, mengatakan meja pintar itu membantu para siswa untuk menemukan beragam jawaban atas pertanyaan aritmetika.
Guru sedikit berinteraksi
Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal pendidikan Learning and Instruction memperlihatkan meja pintar memungkinkan para murid berkolaborasi untuk menemukan jalan keluar. Ditambahkan bahwa siswa lebih terdorong untuk menggunakan ketrampilan matematika dalam memecahkan persoalan jika menggunakan meja pintar dibanding dengan menggunakan kertas.
"Kita bisa mencapai kepiawaian matematika melalui latihan, namun mendorong kemampuan siswa untuk menemukan berbagai jawaban atas persoalan matematika lebih sulit untuk diajarkan," tutur Dr Mercier.
Dengan menggunakan meja pintar yang dikembangkan Universitas Durham ini maka guru juga bisa mendapat masukan secara langsung dan memberikan bantuan setiap saat jika diperlukan.
"Belajar bersama berjalan dengan baik di kelas karena para siswa berinteraksi dan belajar dengan berbagai cara. Siswa menikmati pengerjaan matematika dengan cara ini dan selalu kecewa ketika mejanya dimatikan," tambag Dr Mercier.
Namun karena harga meja mahal maka masih diperlukan waktu yang panjang sebelum meja tersebut menjadi peralatan yang umum di sekolah-sekolah. Bagaimanapun, tim peneliti sudah berhasil menemukan beberapa cara untuk mengurangi biaya pembuatan meja pintar.
Sumber :BBC Indonesia
Info Guru Tidak Utuh Terima Tunjangan
Pembayaran tunjangan profesi guru di berbagai daerah di Indonesia
hingga Minggu (2/12/2012) tidak utuh diterima guru sebanyak 12 bulan.
Pemerintah daerah beralasan dana yang dikucurkan dari pemerintah pusat
memang tidak mencukupi.
"Pembayaran tunjangan profesi guru selalu
kacau. Kami menutut ada perbaikan dalam sistem pembayaran tunjangan
profesi guru," kata Iwan Hermawan, Sekretaris Jenderal Federasi Guru
Independen Indonesia.
Iwan mencontohkan, pembayaran tunjangan
profesi guru di Kota Bandung tiap triwulan dilaporkan kurang Rp 10
miliar. "Menurut orang Kementerian Keuangan yang kami konfirmasi,
alokasi APBN- nya kurang, tidak sesuai dengan usulan Kemendikbud.
Akibatnya, Kota Bandung kekurangan Rp 40 miliar. Jadi, tahun 2012 ini
hanya mampu membayar delapan bulan," kata Iwan.
Para guru
bersertifikat di Kota Bandung tahun ini menerima tunjangan profesi guru
untuk 8 bulan dari anggaran 2012 dan satu bulan dari sisa anggaran
tahun 2011. "Itulah keanehannya. Tapi yang jelas, data Kementerian
Keuangan tidak akurat dengan data guru di daerah. Jadi, hampir seluruh
Jawa Barat tahun 2012 kurang. Akan tetapi, Kemendikbud selalu
menyalahkan daerah," kata Iwan.
Menurut Iwan, usai ujian sekolah
pada pertengahan Desember ini komunitas guru Jawa Barat akan mendatangi
Kemendikbud, Kemenkeu, dan membuat laporan ke Ombudsman. "Harus diusut
kekurangan pembayaran tunjangan profesi guru yang terjadi setiap tahu,,"
kata Iwan.
Sumber Verifikasi
Sumber Verifikasi
Info Ujian Nasional Dievaluasi
Implikasi perubahan ujian nasional (UN) pada perubahan kurikulum 2013 disorot. Pemerintah diminta mengevaluasi UN, sebab sistem penilaian pun tidak semata dari tes.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh, di Jakarta, Senin (3/12/2012), mengatakan penilaian ditekankan pada dua hal sekaligus yaitu proses dan output.
"Dua-duanya penting. Proses yang sekarang masih lemah kita perkuat lagi dalam evaluasinya," katanya. Pemerintah meyakini pelaksanaan UN sudah mengakomodasi penilaian yang memperhitungkan proses belajar siswa. Sebab, nilai UN hanya salah satu penilaian, ada tambahan penilaian dari sekolah.
"Uji publik kurikulum baru ini untuk menerima masukan yang dapat menyempurnakan kurikulum yang disusun pemerintah. Nanti kami kaji lagi bersama tim ahli untuk memperbaiki hal-hal yang kurang, termasuk dalam evaluasi," kata Nuh.
Pada beberapa uji publik, berbagai pemangku kepentingan pendidikan mendesak pemerinah mengembalikan UN sebagai pemetaan pendidikan. Selama UN masih berfungsi seperti saat ini, yakni penentu kelulusan, perubahan kurikulum 2013 tidak berdampak signifikan dalam perubahan pembelajaran di sekolah.
Sumber Verifikasi
Info Koran Masuk Sekolah Tingkatkan Pembelajaran Bahasa Inggris
Direktur
Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Hamid Muhammad mengatakan, Program Koran Masuk Sekolah dapat menjadi
stimulus pemberdayaan Bahasa Inggris bagi para peserta didik.
“Pembelajaran
Bahasa Inggris akan lebih berkembang dengan adanya interaksi peserta
didik, guru, dan media,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Hamid Muhammad seusai
menandatangani nota kesepahaman bersama (MoU) dengan Eksekutif Direktur
The Jakarta Post Foundation Yulia Herawati tentang Program Koran Masuk
Sekolah di Kemdikbud, Jakarta, Senin (19/12).
Turut menyaksikan
penandatanganan MoU, Presiden Direktur Jakarta Post Jusuf Wanandi dan
Presiden Direktur PT Chevron Pacific Indonesia, Abdul Hamid Batubara.
Menurut
Hamid, program yang telah dimulai sejak 2007 ini akan dikembangkan ke
100 sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan di sembilan
provinsi di Indonesia, yakni di Riau, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Jawa
Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara,
dan DKI Jakarta.
“Setiap sekolah akan mendapatkan tiga eksemplar Jakarta Post (koran harian berbahasa Inggris) selama setahun untuk dijadikan pembelajaran di sekolah,” katanya.
“Setiap sekolah akan mendapatkan tiga eksemplar Jakarta Post (koran harian berbahasa Inggris) selama setahun untuk dijadikan pembelajaran di sekolah,” katanya.
Hamid
menyampaikan, sejak 2004 dengan penerapan kurikulum berbasis
kompetensi, pengajaran bahasa Inggris telah menggunakan pendekatan
berbasis komunikasi. Sudah banyak sekolah yang mengubah metode
pembelajaran dari berbasis grammar dan struktur menjadi
berbasis keterampilan komunikasi.
“Dengan adanya koran masuk sekolah akan menjadi sumber daya yang penting di dalam program pembelajaran bahasa Inggris,” katanya.
“Dengan adanya koran masuk sekolah akan menjadi sumber daya yang penting di dalam program pembelajaran bahasa Inggris,” katanya.
Jusuf
Wanandi mengatakan, melalui koran masuk sekolah ini pihaknya menerapkan
metode pembelajaran Bahasa Inggris, dengan menggunakan surat kabar
sebagai sumber pembelajaran. Surat kabar, kata dia, memuat berita aktual
yang menyangkut seluruh kehidupan masyarakat, masalah politik, ekonomi,
sosial, kebudayaan, dan olah raga. Seluruh berita tersebut selalu
terkini, setiap hari berubah sesuai dinamika kehidupan masyarakat.
“Dengan menggunakan sumber pembelajaran dari surat kabar, murid-murid akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sarat pengetahuan, kreatif, dinamis, dan mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sekolah, kota, negara, juga dunia,” katanya.
“Dengan menggunakan sumber pembelajaran dari surat kabar, murid-murid akan tumbuh menjadi manusia dewasa yang sarat pengetahuan, kreatif, dinamis, dan mengetahui apa yang terjadi di lingkungan sekolah, kota, negara, juga dunia,” katanya.
Abdul
Hamid Batubara menyampaikan, program ini telah diuji sebelumnya pada
2008 dan 2009 di beberapa sekolah di sekitar wilayah operasi Chevron.
“Insya Allah melalui koran masuk sekolah ini kita harapkan kemampuan bahasa Inggris, serta minat baca peserta didik dapat semakin meningkat, sehingga mereka siap untuk bersaing di tataran global,” katanya.
“Insya Allah melalui koran masuk sekolah ini kita harapkan kemampuan bahasa Inggris, serta minat baca peserta didik dapat semakin meningkat, sehingga mereka siap untuk bersaing di tataran global,” katanya.
Rafif
Muhammad Rizqullah, siswa kelas 12 Jurusan IPA SMAN 1 Bekasi, mengaku
senang dengan adanya program ini. Menurutnya, sebagai pelajar dia dapat
menggunakan koran untuk mencari informasi sekaligus sarana untuk belajar
Bahasa Inggris.
“Saya menggunakan koran sebagai materi bacaan untuk kontes debat Bahasa Inggris,” katanya.
“Saya menggunakan koran sebagai materi bacaan untuk kontes debat Bahasa Inggris,” katanya.
Susan
Ardjawi, siswi kelas 12 Jurusan Usaha Perjalanan Wisata SMKN 57
Jakarta, mengatakan, kemampuan bahasa Inggris merupakan keharusan di
bidang pariwisata. Koran, kata dia, dapat dijadikan sebagai sumber
informasi dan sarana belajar membaca. “Koran adalah media yang murah dan
efektif untuk pembelajaran,” katanya.
Aturan Penyusunan Portofolio Guru
Batas minimal kelulusan (passing grade) adalah 850 yang terdiri dari 3 unsur penilaian :
A. Unsur Kualifikasi dan Tugas Pokok
1. Kualifikasi akademik
2. Pengalaman mengajar
3. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
Total skor unsur minimal 340Ø
Komponen 3 minimal 120Ø
Tidak boleh ada komponen yang kosongØ
B. Unsur Pengembangan Profesi
1. Pendidikan dan latihan/workshop
2. Penilaian atasan dan pengawas
3. Prestasi akademik
4. Karya pengembangan profesi
Total skor unsur minimal 300Ø
Skor komponen 2 minimal 35Ø
Guru daerah khusus total skor unsur minimal 200Ø
C. Unsur Pendukung Profesi
1. Keikutsertaan dalam forum ilmiah
2. Pengalaman organisasi bidang kependidikan dan atau sosial
3. Penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan
Total skor tidak boleh nol (minimal harus ada)Ø
Yang perlu diperhatikan
1. Kualifikasi akademik
Ijazah harus sesuai dengan bidang studi yang diampunya saat pengajuan portofolio
2. DIKLAT/WORKSHOP
Sertifikat dikeluarkan oleh instansi/lembaga/organisasi pendidikanØ
Disertai hasil kerja/produk untuk kegiatan workshop yangØ ditandatangani penyelenggara kegiatan dan atau kepala sekolah, sedang DIKLAT tidak disertakan hasil kerja
Diklat/workshop 1 hari = 10 jamØ
Pendidikan prajabatan/STTPL yang digunakan sebagai persyaratan PNS tidak diperhitungkanØ
Sertifikat Diklat/workshop yang mendapat penilaian adalah kegiatanØ yang secara langsung meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesional guru (relevan) atau kegiatan yang materinya mendukung kinerja profesional guru (kurang relevan)
Kegiatan yang pelaksanaannya kurang dari 8 jam tidak dapat diajukan sebagai bahan penilaianØ
3. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
Mengumpulkan 5 buah RP/RPP/SP yang berbeda materi/pokok bahasannyaØ
RP/RPP/SP sekurang-kurangnya harus memuat :Ø
a. Rumusan tujuan pembelajaran
b. Pemilihan materi ajar/rangkuman materi esensial/pokok
c. Pengorganisasian materi ajar (pembagian waktu/kesesuaian antara materi dengan waktu yang tersedia)
d. Pemilihan sumber/media belajar (disesuaikan dengan skenario pembelajaran)
e. Kerincian skenario pembelajaran (diuraikan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran dari pendahuluan hingga kegiatan penutup)
f. Kesesuaian teknik penilaian dengan tujuan pembelajaran (contoh : jika ada kegiatan praktikum berarti salah satu jenis penilaian yang digunakan adalah penialaian kinerja/unjuk kerja dsb)
g. Kelengkapan instrumen pembelajaran (instrumen apa saja yang termuat dalam RPP harus ada penjabarannya, mulai materi, alat peraga, soal penilaian/tes dan pedoman penskoran)
RPP merupakan indikator pertama untuk melakukan penilaian dokumen PFØ lainnya, jika RPP tidak memenuhi syarat kelayakan (Instrumen Penialaian RPP) maka dokumen lainnya tidak akan berpengaruh
4. Kecermatan dalam memasukkan setiap unsur penilaian akan sangat menentukan tingkat kelulusan
5. Dokumen berupa karya tulis/karya ilmiah/PTK harus dilampiri bukti photo pelaksanaan kegiatan
6. Alat peraga/media pembelajaran karya sendiri dilampiri bukti photo mulai 0% (bahan baku), proses pembuatan samapai penggunaan dalam KBM
Komponen RPP adalah :
1. Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi: satuan pendidikan, kelas, semester, program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
2. Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemam¬puan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu mata pelajaran.
3. Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik dalam mata pelajaran ter¬tentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompe¬tensi dalam suatu pelajaran.
4. Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja opera¬sional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
5. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
6. Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompe¬tensi.
7. Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan un¬tuk pencapaian KD dan beban belajar.
8. Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembela¬jaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran disesuaikan dengan situ¬asi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
9. Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran yang ditujukan un¬tuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran di¬lakukan secara interaktif, inspiratif, menyenang¬kan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan un¬tuk mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
10. Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kom¬petensi dan mengacu kepada Standar Penilaian.
11. Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kom-petensi.
PTK
Penelitian tindakan kelas/PTK adalah sebuah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan jalan merancang, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secar kolaboratifdan partisipatif dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Pelaporan PTK, minimal harus memenuhi hal – hal berikut :
1. Judul : ada permasalahan, pemecahan masalah, subyek PTK
2. Pengesahan oleh kepala sekolah, ketua PGRI, ketua UPT kecamatan (untuk guru SD), kepala dinas pendidikan
3. Abstrak meliputi : judul dan nama penulis, latar belakang tujuan dan manfaat, metode penelitian, hasil penelitian, kata kunci
4. Dafatr isi, daftar gambar, daftar tabel, pernyataan keaslian tulisan (jika dipandang perlu)
5. Pendahuluan :
a. Latar belakang masalah
b. Rumusan masalah
c. Tujuan penelitian
d. Manfaat penelitian
e. Ruang lingkup
f. Definisi operasional penelitian/definisi istilah (jika perlu)
6. Kajian Pustaka
a. Uraian tentang variabel 1
b. Uraian tentang variabel 2
c. Kaitan variabel 1 dengan 2
7. Metode penelitian
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan
c. Pengamatan
d. Refleksi
e. Subyek penelitian
f. Teknik pengumpulan data
g. Instrumen penelitian
h. Penyiapan partisipan
i. Analisis data
8. Hasil pembahasan
a. Perencanaan siklus 1
b. Pelaksanaan siklus 1
c. Pengamatan siklus 1
d. Refleksi siklus 1
e. Perencanaan siklus 2
f. Pelaksanaan siklus 2
g. Pengamatan siklus 2
h. Refleksi siklus 2
i. De-es-te menyesuaikan
j. Pembahasan siklus/perbandingan antar siklus
9. Penutup
a. Simpulan : merupakan jawaban dari rumusan masalah
b. Saran : terkait dengan simpulan penelitian
c. Daftar pustaka : hanya buku yang dirujuk saja dan ditulis dengan aturan tata tulis ilmiah
10. Lampiran :
a. Kelengkapan RPP
b. Kelengakapan instrumen penelitian
c. Bahan perlakuan : materi ajar, perlengkapan, dan alat-alat tes
d. Surat ijin penelitian (jika ada)
e. Data pendukung lain (bukti otentik bahwa telah dilakukan penelitian) berupa photo kegiatan, denah/bagan, hasil karya siswa dsb
MEDIA/ALAT PERAGA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan peserta sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri peserta pembelajaran.
Sistematika pelaporan media/alat peraga pembelajaran
1. Halaman judul
2. Lembar pengesahan
3. Lembar pernyataan
4. Pendahuluan
MATA PELAJARAN : ……………..
KELAS / SEMESTER : ………………..
MATERI POKOK : ………………….
A. KOMPETENSI DASAR
B. INDIKATOR
C. JENIS MEDIA
D. RASIONAL DAN MANFAAT
Digunakan untuk menunjukkan bahwa makhluk hidup/hewan juga melakukan pernapasan.
E. RANCANGAN
1) Alat dan Bahan
2) Proses Pembuatan
F. PENGGUNAAN
Digunakan untuk ………………………………………………… ;Ø
Cara kerja : ………………………………………………………Ø
G. SIMPULAN DAN SARAN
1. Sebuah media yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran akan sangat membantu siswa dalam menyusun sebuah konsep pengetahuan ;
2. …………………………………………………………………………………………..
H. PHOTO PROSES
a) Photo alat dan bahan yang dibutuhkan
b) Photo proses pembuatan
c) Photo pemakaian alat peraga dalam KBM
Sumber Artikel ini Dari Bang Windowsbie7
Info Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Bersama tentang Penataan dan Pemerataan Guru PNS
Di awal tahun 2012 kali ini,
Alhamdulillah koneksi internet lancar. Setelah beberapa hari koneksi
agak bermasalah, akhirnya hari ini bisa upload file juga. Sehubungan
banyaknya teman-teman guru yang menanyakan tentang peraturan bersama 5 menteri yang membahas masalah penataan guru (mutasi guru) yang katanya guru PNS bisa dipindahkan dari propinsi yang satu ke propinsi yang lain. Dan bagi yang tidak mau dimutasi maka akan di-PHK
terutama bagi guru yang sudah bersertifikasi. Untuk itu berikut tentang
petunjuk teknis pelaksanaan peraturan bersama lima menteri tentang
penataan dan pemerataan guru.
Untuk lebih jelasnya silahkan
baca isi dari Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Bersama tentang
Penataan dan Pemerataan Guru berikut ini :
Peraturan
bersama menteri pendidikan nasional, menteri negara pendayagunaan
aparatur negara dan reformasi birokrasi, menteri dalam negeri, menteri
keuangan, dan menteri agama Nomor:
05/x/pb/2011,spb/03/m.pan-rb/10/2011,48 tahun 2011,158/pmk.01/2011,11
tahun 2011 tahun 2011 tentang penataan dan pemerataan guru Pegawai
Negeri Sipil merupakan implementasi dari amanat Undang-undang Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun
2008 Tentang Guru, khususnya yang berkaitan dengan tugas guru dan
pengawas dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Agar penataan dan pemerataan guru dapat direalisasikan dengan baik, maka perlu pemahaman yang sama antara berbagai pihak yang berkepentingan. Untuk itu, diperlukan sebuah petunjuk teknis yang dapat menjadi acuan bagi pemerintah provinsi atau kabupaten/kota, dinas pendidikan kabupaten/kota, dinas pendidikan provinsi, dan unsur lain yang terkait dengan pelaksanaan penataan dan pemerataan guru pegawai negeri sipil
Petunjuk Teknis ini disusun
sebagai acuan dalam implementasi peraturan bersama 5 menteri dimaksud.
Petunjuk Teknis ini berisi hal-hal yang berkaitan dengan perhitungan
kebutuhan guru, kriteria guru yang dipindahkan, wewenang instansi
terkait terhadap pelaksanaan penataan dan pemerataan guru baik
pemerintah maupun pemerintah daerah
Karena halaman sebanyak 82 halaman, maka untuk lebih lengkapnya silahkan download dari link di bawah ini: